Rabu, 29 Juli 2015

Family???

Keluarga...
Kalo ditanya apa sih arti keluarga menurut kalian? Pasti kalian menjawab keluarga adalah segalanya. Keluarga yang selalu ada di saat kita senang dan susah. Keluarga adalah yang selalu memberikan apa yang kita inginkan dan kita butuhkan
Dan bla bla bla.
Kalo orang tua???
Pasti kalian jawab they are my everything. Can't describe how wonderful they are. And bla bla bla.
Hmmmm. Mau mulai dari mana ya?
Ini bukan pengalamanku sih. Tapi mungkin ada dari kalian yang pernah tau atau malah mengalaminya sendiri. Beruntunglah kalian yang masih memiliki orangtua utuh tanpa terpisah oleh hal buruk bernama perceraian. Apa sih perceraian itu? Kenapa mereka harus bercerai? Kenapa ada hal bernama perceraian? Apakah tidak bisa diselesaikan secara damai dan baik" saja? Mungkin pertanyaan itulah yang keluar dari anak" korban perceraian. Ya. Korban. Mereka adalah korban dari keegoisan orangtua mereka. Keegoisan yang tak bisa mereka redam demi anak mereka. Keegoisan yang membuat anak mereka mengalami hal buruk yang mengena ke psikis mereka seumur hidup mereka. Anak yang seharusnya bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtua dan hidup bersama" mereka sampai setidaknya anak tersebut dapat berdiri diatas kaki mereka sendiri. Tetapi karena 'ego' orangtua yang tanpa memikirkan perasaan dan masa depan anak mereka mereka bagai rumah yang kehilangan salah satu tiang penyangganya. Memang sih masih bisa berdiri. Tapi tak akan sekokoh dan sekuat  sebelumnya. Itu mungkin yang dirasakan oleh anak" itu. Mereka mungkin terlihat kuat dari luar. Tapi kita tak pernah tau dalam hati mereka rapuh. Mereka ingin bercerita tapi tak tau dengan siapa mau bercerita. Keluarga lain? Mereka tak akan mampu memahami mereka. Orangtua mereka? Aku rasa tidak. Mereka saja tak mampu menyelesaikan konflik mereka secara baik. Karena jika mereka mampu menyelesaikannya secara baik perceraian tak akan mungkin terjadi. Teman? Mereka juga tak akan tau karena tak pernah mengalami. Mungkin yang mereka lakukan hanya dengan membesarkan hati temannya. Narkoba? Free sex? Miras? Mungkin ini lah salah satu pelarian mereka karena tak ada yang mampu memahami apa yang mereka rasakan. Memang tidak semua anak broken home 'lari' ke hal" tersebut untuk 'sejenak' melupakan kegalauan hati mereka. Tapi berapa banyak? Dan jika memang mereka terjerumus ke hal tersebut siapa yang disalahkan oleh keluarga? Anak-anak itu kan? Tanpa mereka tau sebab mereka melakukan hal tersebut. Semua ini bukan semata salah anak loh. Orangtua juga ikut andil dalam kasus ini. Andai saja mereka lebih dewasa dalam menghadapi masalah dan mengalah demi anak mereka semua itu tak kan terjadi. Huhf.
Anak korban perceraian juga akan mengalami dilema. Memilih dengan siapa dia akan hidup dan tinggal. Dengan ibu dan suami barunya atau dengan ayah dengan istri barunya. Memang mereka orangtua juga. Tapi rasanya tak akan sama.
Aku punya kenalan. Saudara tepatnya. Dia mengalami hal tersebut. Dia sudah remaja. Dan saat ini mengalami konflik 'memilih'. Dia sebenarnya tak mau orangtua nya berpisah. Dia sangat menyesalkan hal tersebut. Dia ingin mengungkapkan apa yang dia rasakan tapi tak ada satu orang pun yang mau tau. Aku? Dia tak mau terbuka padaku.

Saat ini aku hanya bisa berharap semoga dia tidak melampiaskan kegalauannya dengan merusak dirinya sendiri. Aku harap dia mampu berdiri kokoh walau tiang penyangganya patah.

Untuk orang tua. Mengalahlah demi anak. Hilangkan ego kalian demi anak" kalian. Kalian dulu bersatu karena cinta. Cinta kalian telah membuahkan malaikat yang dititipkan Tuhan pada kalian yang harusnya kalian jaga, rawat, dan sayangi. Bukan kalian patahkan hati mereka karena perpisahan kalian. Cobalah berada di posisi anak kalian. Rasakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan dan peka terhadap masalah anak. Karena pada saat kalian tua nanti siapa yang akan merawat kaliam kalau bukan anak kalian sendiri...

STOP PERCERAIAN!!!

Jumat, 03 April 2015

PERUBAHAN PADA LANSIA



MAKALAH
PERUBAHAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA
Dosen :



 









DISUSUN OLEH :
1.     Asri Rahmatullah
2.     Lenni Purwanti
3.     Nurnia Hidayati
4.     Sofa Marwati
5.     I Kadek Joni Darma Putra


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2015





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan malakah yang berjudul “Perubahan Perkembangan pada Lansia” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber baik dari buku maupun media elektronik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik yang bersifat membangun kami harapkan dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.

Yogyakarta, 7 Maret 2015


Penyusun






DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
A.    Pengertian Lansia....................................................................................... 3
B.     Teori-Teori Proses Menua.......................................................................... 3
C.     Batasan-Batasan Lanjut Usia..................................................................... 5
BAB III  PEMBAHASAN......................................................................................... 7
A.    Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia.............................. 7
BAB IV  PENUTUP................................................................................................... 13
A.     Kesimpulan............................................................................................... 13
B.     Saran......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Saat ini, di seluruh dunia orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (deskripansi).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadi kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.
Sebenarnya, tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setia orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individu. Namun umumnya, fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur antara 20 dan 30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit-sedikit sesuai bertambahnya umur.
Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan “proses menua”, mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan pita, teori terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi, dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah atau waste products. Dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui, lanjut usia kan selalau bergandengan dengan perubahan fisiologis maupun psikologi. Yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

B.     Rumusan Masalah
Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia ?

C.     Tujuan
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh lanjut usia.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.”
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. (Nugroho Wahyudi, 2000)
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut badan koordinasi keluarga berencana nasional ada 3 aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. (BKKBN, 1998)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah individu yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan mengalami proses penuaan secara terus-menerus secara alamiah.

B.     Teori-Teori Proses Menua
Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.
1.      Teori-teori biologi
a.       Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b.      Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.


c.       Teori “Immunologi Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d.      Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e.       Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik, seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f.       Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
g.      Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2.      Teori Kejiwaan Sosial
a.       Aktivitas dan Kegiatan (Activity Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b.      Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Teori dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c.       Teori Pembebasan (Diengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepakna diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
·         Kehilangan peran (Loos of Role)
·         Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relationship)
·         Berkurangnya komitmen(Reduced Commitment to Social Mores and Values)

C.     Batasan-Batasan Lanjut Usia
Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur :
1.      Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi :
a.       Usia pertengahan (Middle Age)
Ialah kelompok usia 45-59 tahun.
b.      Lanjut usia (Elderly)
Ialah usia antara 60-74 tahun.
c.       Lanjut usia tua (Old)
Ialah usia antara 75-90 tahun.
d.      Usia sangat tua (Very Old)
Ialah usia diatas 90 tahun.
2.      Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
a.       0-1 tahun               = masa bayi
b.      1-6 tahun               = masa pra sekolah
c.       6-10 tahun             = masa sekolah
d.      10-20 tahun           = masa pubertas
e.       40-65 tahun           = masa setengah umur (Prasenium)
f.       65 tahun keatas     = masa lanjut usia (Senium)
3.      Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI)
Mengatakan : Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaaan dapat dibagi menjadi 4 bagian.
a.       Pertama     =  fase iuventus, antara 25-40 tahun
b.      Kedua       =  fase verilitas, antara 40-50 tahun
c.       Ketiga       =  fase praesenium, antara 55-65 tahun
d.      Keempat    =  fase senium, antara 65 hingga tutup usia
4.      Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyo Negoro
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut :
a.       Usia dewasa muda (Elderly Adulhood)    =  18 atau 20-25 tahun
b.      Usia dewasa penuh(Middle Years) atau maturitas   = 25-60 atau 65 tahun
c.       Lanjut usia (Geriatric Age)  = lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur 70-75 tahun (Young Old), 75-80 tahun (Old), lebih dari 80 tahun (Very Old).



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia
1.      Perubahan-perubahan fisik
a.       Sel
·         Lebih sedikit jumlahnya
·         Lebih besar ukurannya
·         Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan inraseluler
·         Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati
·         Jumlah sel otak menurun
·         Terganggunya mekanisme perbaikan sel
·         Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5-10%
b.      Sistem persyarafan
·         Berat otak menurun 10-20%
·         Cepatnya menurun hubungan persyarafan
·         Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khusunya dengan stress
·         Mengecilnya syaraf panca indera
·         Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin
·         Kurang sensitif terhadap sentuhan
c.       Sistem pendengaran
·         Presbiakusis atau gangguan pada pendengaran
·         Membrana timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
·         Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin
·         Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress
d.      Sistem penglihatan
·         Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
·         Kornea lebih berbentuk sferis atau bola
·         Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) lalu menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
·         Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
·         Hilangnya daya akomodasi
·         Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya
·         Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala
e.       Sistem kardiovaskular
·         Elastisitas, dinding aorta menurun
·         Katup jantung menebal dan jadi kaku
·         Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
·         Kehilangan elastisistas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg (mengakibatkan pusing mendadak)
·         Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer : sistolik normal lebih kurang 170 mmhg, diastolik normalnya lebih kurang 90 mmhg
f.       Sistem pengaturan temperatur tubuh
·         Temperatur tubuh menurun atau hipotermia secara fisiologik lebih kurang 35o C, ini akibat metabolisme yang menurun
·         Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot
g.      Sistem respirasi
·         Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
·         Menurunnya aktivitas dari silia
·         Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
·         Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
·         Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmhg
·         Karbondioksida pada arteri tidak berganti
·         Kemampuan untuk batuk berkurang
·         Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia
h.      Sistem gastrointestinal
·         Kehilangan gigi : penyebab utama adanya periodental disesase yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang buruk
·         Indera pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atrofi indera pengecap (lebih kurang 80%), hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin
·         Esofagus melebar
·         Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun
·         Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
·         Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)
·         Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah
i.        Sistem reproduksi
·         Menciutnya ovari dan uterus
·         Atrofi payudara
·         Pada laki-laki, testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan
·         Dorongan seksual menetap sampai usia diatas usia 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik) yaitu : kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karan merupakan perubahan alami

·         Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna 
j.        Sistem genitourinaria
·         Ginjal : mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat
·         Vesika urinaria atau kandung kemih : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, VU susah dikosongkan pada pria usia lanjut sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin
·         Pembesaran prostat lebih kurang 75% dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
·         Atrofi vulva
·         Vagina : frekuensi seksual intercourse menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua
k.      Sistem endokrin
·         Produksi dari hampir semua hormon menurun
·         Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
·         Pituitari : pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH
·         Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat
·         Menurunnnya produksi aldosteron
·         Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya : progesteron, estrogen dan testosteron
l.        Sistem kulit (integumen)
·         Kulit mengerut atau keriput akibt kehilangan jaringan lemak
·         Perubahan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi) serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis
·         Menurunnnya respon terhadap trauma
·         Mekanisme proteksi kulit menurun : poduksi serum menurun, penurunan produksi VTB, gangguan pigmentasi kulit
·         Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
·         Berkurangnya elastisits akibat dari menurunnya cairan dan vaskulerisasi
·         Pertumbuhan kuku lebih lambat
·         Kuku jari jadi keras dan rapuh
·         Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
·         Klenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
·         Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya
m.    Sistem muskuloskeletal
·         Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
·         Kifosis
·         Pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas
·         Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
·         Persendian membesar dan menjadi kaku
·         Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
·         Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor
·         Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh

2.      Perubahan-Perubahan Mental
a.       Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
·         Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
·         Kesehatan umum
·         Tingkat pendidikan
·         Keturunan atau hereditas
·         Lingkungan
a.       Kenangan (Memory)
·         Kenangan jangka panjang : berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
·         Kenangan jangka pendek atau seketika : 0-10 menit, kenangan buruk.
b.      IQ (Intellgentia Quantion)
·         Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
·         Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor : terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor luar itu.

3.      Perubahan-Perubahan Psikososial
a.       Pensiun, akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain :
·         Kehilangan finansial (income berkurang)
·         Kehilangan status ( dulu mempunyai jabatan, posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya)
·         Kehilangan teman atau kenalan atau relasi
·         Kehilangan pekerjaan atau kegiatan
b.      Merasakan atau sadar akan kematian
c.       Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit
d.      Ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan (economyc deprivation), meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan
e.       Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f.       Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
g.      Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
h.      Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family
i.        Hilangnya kekuatan dan ketagapan fisik : perubahan terhadap gangguan dan konsep diri

4.      Perkembangan Spiritual
·         Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
·         Lansia makin matur dalam kehidupan kegamannnya. Hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari
·         Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Lanjut usia adalah individu yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan mengalami proses penuaan secara terus-menerus secara alamiah.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental, psikososial dan spiritual sehingga dapat menimbulkan  gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan hidup dan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

B.     Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kanjut usia harus disikapi secara tenang sehingga tidak akan menimbulkan kecemasan karena merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh semua individu. Dukungan dari keluarga dan lingkungan juga akan membantu lanjut usia dalam melewati masa perubahannya.



DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta. EGC