MAKALAH
PERUBAHAN PERKEMBANGAN
PADA LANSIA
Dosen :
DISUSUN
OLEH :
1. Asri
Rahmatullah
2. Lenni
Purwanti
3. Nurnia
Hidayati
4. Sofa
Marwati
5. I
Kadek Joni Darma Putra
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
malakah yang berjudul “Perubahan Perkembangan pada Lansia” ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Ucapan terimakasih tidak lupa kami
haturkan kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber baik dari buku
maupun media elektronik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik yang bersifat membangun
kami harapkan dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya
dapat lebih baik dari sebelumnya.
Yogyakarta,
7 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul............................................................................................................. i
Kata
Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar
Isi...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
A. Pengertian
Lansia....................................................................................... 3
B. Teori-Teori
Proses Menua.......................................................................... 3
C. Batasan-Batasan
Lanjut Usia..................................................................... 5
BAB
III PEMBAHASAN......................................................................................... 7
A. Perubahan-Perubahan
yang Terjadi pada Lanjut Usia.............................. 7
BAB
IV PENUTUP................................................................................................... 13
A.
Kesimpulan............................................................................................... 13
B. Saran......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan
hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Saat
ini, di seluruh dunia orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Secara
individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal
ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola
penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif).
Menua
(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Proses
menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara alamiah dimulai
sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses
menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya
orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan
yang menyolok (deskripansi).
Proses
menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya
dengan terjadi kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain
sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.
Sebenarnya,
tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun.
Pada setia orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya berbeda, baik dalam hal
pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individu. Namun
umumnya, fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur antara 20 dan 30
tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi
tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit-sedikit sesuai bertambahnya
umur.
Sampai
saat ini banyak sekali teori yang menerangkan “proses menua”, mulai dari teori
degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan pita, teori terjadinya
atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi,
dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah atau waste products. Dari tubuh sendiri yang
makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui, lanjut usia kan selalau bergandengan
dengan perubahan fisiologis maupun psikologi. Yang penting untuk diketahui
bahwa aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat
tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.
B. Rumusan
Masalah
Apa
saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia ?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh lanjut usia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Lansia
Menurut
UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai
berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas.”
Proses
menua merupakan proses yang terus-menerus atau berlanjut secara alamiah dimulai
sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. (Nugroho Wahyudi,
2000)
Lanjut
usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut badan koordinasi keluarga berencana
nasional ada 3 aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek
ekonomi dan aspek sosial. (BKKBN, 1998)
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah individu
yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan mengalami proses penuaan secara
terus-menerus secara alamiah.
B. Teori-Teori
Proses Menua
Tahap
proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Masing-masing lanjut usia
mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk
mencegah proses menua.
1. Teori-teori
biologi
a. Teori
genetik dan mutasi (Somatic Mutatie
Theory)
Menurut teori ini menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul atau
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Reaksi
dari kekebalan sendiri (Auto Immune
Theory)
Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit.
c. Teori
“Immunologi Slow Virus” (Immunology Slow
Virus Theory)
Sistem imun menjadi
efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d. Teori
Stress
Menua terjadi akibat
hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e. Teori
Radikal Bebas
Radikal bebas dapat
terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik, seperti karbohidrat dan
protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori
Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau
usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya
fungsi.
g. Teori
Program
Kemampuan organisme
untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori
Kejiwaan Sosial
a. Aktivitas
dan Kegiatan (Activity Theory)
Teori ini menyatakan
bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.
b. Kepribadian
Berlanjut (Continuity Theory)
Teori dasar kepribadian
atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan
dari teori diatas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimilikinya.
c. Teori
Pembebasan (Diengagement Theory)
Teori ini menyatakan
bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepakna diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
·
Kehilangan peran (Loos of Role)
·
Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relationship)
·
Berkurangnya komitmen(Reduced Commitment to Social Mores and
Values)
C. Batasan-Batasan
Lanjut Usia
Di bawah ini
dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur :
1. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi :
a. Usia
pertengahan (Middle Age)
Ialah kelompok usia
45-59 tahun.
b. Lanjut
usia (Elderly)
Ialah usia antara 60-74
tahun.
c. Lanjut
usia tua (Old)
Ialah usia antara 75-90
tahun.
d. Usia
sangat tua (Very Old)
Ialah usia diatas 90
tahun.
2. Menurut
Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad
Membagi periodisasi
biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
a. 0-1
tahun = masa bayi
b. 1-6
tahun = masa pra sekolah
c. 6-10
tahun = masa sekolah
d. 10-20
tahun = masa pubertas
e. 40-65
tahun = masa setengah umur (Prasenium)
f. 65
tahun keatas = masa lanjut usia (Senium)
3. Menurut
Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI)
Mengatakan : Lanjut
usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaaan dapat dibagi menjadi 4
bagian.
a. Pertama =
fase iuventus, antara 25-40 tahun
b. Kedua =
fase verilitas, antara 40-50 tahun
c. Ketiga =
fase praesenium, antara 55-65 tahun
d. Keempat = fase
senium, antara 65 hingga tutup usia
4. Menurut
Prof. Dr. Koesoemato Setyo Negoro
Pengelompokan lanjut
usia sebagai berikut :
a. Usia
dewasa muda (Elderly Adulhood) = 18
atau 20-25 tahun
b. Usia
dewasa penuh(Middle Years) atau
maturitas = 25-60 atau 65 tahun
c. Lanjut
usia (Geriatric Age) = lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk
umur 70-75 tahun (Young Old), 75-80
tahun (Old), lebih dari 80 tahun (Very Old).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perubahan-Perubahan
yang Terjadi pada Lanjut Usia
1. Perubahan-perubahan
fisik
a. Sel
·
Lebih sedikit jumlahnya
·
Lebih besar ukurannya
·
Berkurangnya jumlah
cairan tubuh dan berkurangnya cairan inraseluler
·
Menurunnya proporsi
protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati
·
Jumlah sel otak menurun
·
Terganggunya mekanisme
perbaikan sel
·
Otak menjadi atrofis,
beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem
persyarafan
·
Berat otak menurun
10-20%
·
Cepatnya menurun
hubungan persyarafan
·
Lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi, khusunya dengan stress
·
Mengecilnya syaraf
panca indera
·
Berkurangnya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin
·
Kurang sensitif
terhadap sentuhan
c. Sistem
pendengaran
·
Presbiakusis atau
gangguan pada pendengaran
·
Membrana timpani
menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
·
Terjadinya pengumpulan
serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin
·
Pendengaran bertambah
menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress
d. Sistem
penglihatan
·
Sfingter pupil timbul
sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
·
Kornea lebih berbentuk
sferis atau bola
·
Lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) lalu menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
penglihatan
·
Meningkatnya ambang,
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah
melihat dalam cahaya gelap
·
Hilangnya daya
akomodasi
·
Menurunnya lapangan
pandang : berkurang luas pandangannya
·
Menurunnya daya
membedakan warna biru atau hijau pada skala
e. Sistem
kardiovaskular
·
Elastisitas, dinding
aorta menurun
·
Katup jantung menebal
dan jadi kaku
·
Kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
·
Kehilangan elastisistas
pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg (mengakibatkan pusing mendadak)
·
Tekanan darah meninggi
diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer : sistolik
normal lebih kurang 170 mmhg, diastolik normalnya lebih kurang 90 mmhg
f. Sistem
pengaturan temperatur tubuh
·
Temperatur tubuh
menurun atau hipotermia secara fisiologik lebih kurang 35o C, ini
akibat metabolisme yang menurun
·
Keterbatasan reflek
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktivitas otot
g. Sistem
respirasi
·
Otot-otot pernafasan
kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
·
Menurunnya aktivitas
dari silia
·
Paru-paru kehilangan
elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
·
Alveoli ukurannya
melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
·
Oksigen pada arteri
menurun menjadi 75 mmhg
·
Karbondioksida pada
arteri tidak berganti
·
Kemampuan untuk batuk
berkurang
·
Kemampuan pegas,
dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia
h. Sistem
gastrointestinal
·
Kehilangan gigi :
penyebab utama adanya periodental disesase yang biasa terjadi setelah umur 30
tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang buruk
·
Indera pengecap menurun
: adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atrofi indera pengecap (lebih
kurang 80%), hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa
manis dan asin
·
Esofagus melebar
·
Lambung : rasa lapar
menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan
menurun
·
Peristaltik lemah dan
biasanya timbul konstipasi
·
Fungsi absorpsi melemah
(daya absorpsi terganggu)
·
Liver (hati) makin
mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah
i.
Sistem reproduksi
·
Menciutnya ovari dan
uterus
·
Atrofi payudara
·
Pada laki-laki, testis
masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan
·
Dorongan seksual
menetap sampai usia diatas usia 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik) yaitu :
kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia, hubungan seksual
secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas
karan merupakan perubahan alami
·
Selaput lendir vagina
menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna
j.
Sistem genitourinaria
·
Ginjal : mengecil,
nefron menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurang mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai
21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat
·
Vesika urinaria atau
kandung kemih : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, VU susah dikosongkan pada pria usia
lanjut sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin
·
Pembesaran prostat
lebih kurang 75% dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
·
Atrofi vulva
·
Vagina : frekuensi
seksual intercourse menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua
k. Sistem
endokrin
·
Produksi dari hampir
semua hormon menurun
·
Fungsi paratiroid dan
sekresinya tidak berubah
·
Pituitari : pertumbuhan
hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah, berkurangnya
produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH
·
Menurunnya aktivitas
tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic Rate, dan menurunnya daya pertukaran
zat
·
Menurunnnya produksi
aldosteron
·
Menurunnya sekresi
hormon kelamin misalnya : progesteron, estrogen dan testosteron
l.
Sistem kulit
(integumen)
·
Kulit mengerut atau
keriput akibt kehilangan jaringan lemak
·
Perubahan kulit kasar
dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi) serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk
sel epidermis
·
Menurunnnya respon
terhadap trauma
·
Mekanisme proteksi
kulit menurun : poduksi serum menurun, penurunan produksi VTB, gangguan
pigmentasi kulit
·
Kulit kepala dan rambut
menipis berwarna kelabu
·
Berkurangnya elastisits
akibat dari menurunnya cairan dan vaskulerisasi
·
Pertumbuhan kuku lebih
lambat
·
Kuku jari jadi keras
dan rapuh
·
Kuku kaki tumbuh secara
berlebihan dan seperti tanduk
·
Klenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya
·
Kuku menjadi pudar dan
kurang bercahaya
m. Sistem
muskuloskeletal
·
Tulang kehilangan
density (cairan) dan makin rapuh
·
Kifosis
·
Pinggang, lutut, dan
jari-jari pergelangan terbatas
·
Discus intervertebralis
menipis dan menjadi pendek
·
Persendian membesar dan
menjadi kaku
·
Tendon mengerut dan
mengalami skelerosis
·
Atrofi serabut otot
(otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang
bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor
·
Otot-otot polos tidak
begitu berpengaruh
2. Perubahan-Perubahan
Mental
a. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan mental :
·
Pertama-tama perubahan
fisik, khususnya organ perasa
·
Kesehatan umum
·
Tingkat pendidikan
·
Keturunan atau
hereditas
·
Lingkungan
a. Kenangan
(Memory)
·
Kenangan jangka panjang
: berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
·
Kenangan jangka pendek
atau seketika : 0-10 menit, kenangan buruk.
b. IQ
(Intellgentia Quantion)
·
Tidak berubah dengan
informasi matematika dan perkataan verbal.
·
Berkurangnya
penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor : terjadi perubahan pada daya membayangkan
karena tekanan-tekanan dari faktor luar itu.
3. Perubahan-Perubahan
Psikososial
a. Pensiun,
akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain :
·
Kehilangan finansial (income berkurang)
·
Kehilangan status (
dulu mempunyai jabatan, posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala
fasilitasnya)
·
Kehilangan teman atau
kenalan atau relasi
·
Kehilangan pekerjaan
atau kegiatan
b. Merasakan
atau sadar akan kematian
c. Perubahan
dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit
d. Ekonomi
akibat dari pemberhentian jabatan (economyc
deprivation), meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
bertambahnya biaya pengobatan
e. Penyakit
kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan
syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan
gizi akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian
dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family
i.
Hilangnya kekuatan dan
ketagapan fisik : perubahan terhadap gangguan dan konsep diri
4. Perkembangan
Spiritual
·
Agama atau kepercayaan
makin terintegrasi dalam kehidupannya
·
Lansia makin matur
dalam kehidupan kegamannnya. Hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak
dalam kehidupan sehari-hari
·
Perkembangan spiritual
pada usia 70 tahun adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh
cara mencintai dan keadilan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lanjut
usia adalah individu yang mencapai usia lebih dari 60 tahun dan mengalami
proses penuaan secara terus-menerus secara alamiah.
Secara
individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik,
mental, psikososial dan spiritual sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan hidup
dan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.
B. Saran
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada kanjut usia harus disikapi secara tenang sehingga tidak akan
menimbulkan kecemasan karena merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh
semua individu. Dukungan dari keluarga dan lingkungan juga akan membantu lanjut
usia dalam melewati masa perubahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,
Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik.
Edisi 2. Jakarta. EGC